Pengikut

HAPPY READING PEOPLE :)

Selasa, 11 Oktober 2016

KONSELOR SEBAGAI PELAKSANA LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

Guru Bimbingan dan Konseling (BK) atau konselor adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa. Layanan bimbingan dan konseling adalah kegiatan guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam menyusun rencana pelayanan bimbingan dan konseling, melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling, mengevaluasi proses dan hasil pelayanan dan bimbingan dan konseling serta melakukan perbaikan tindak lanjut memanfaatkan hasil evaluasi. Bimbingan merupakan salah satu bidang dan program dari pendidikan, dan program ini ditunjukkan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan siswa.
Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah untuk upaya memfasilitasi peserta didik (konseli), agar mampu mengembangakan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (manyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Konseli sebagai individu yang sedang berada dalam proses perkembanagn atau menjadi (on Becoming), yaitu berkembang kea rah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah hidupnya. Disamping itu, proses perkemabangan konseli tidak selalu berjalan secara mulus atau bebas dari masalah.
Pelaksanaan utama kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah guru bimbingan dan konseling (BK) atau konselor. Pelayanan bimbingan dan konseling di SD/MI/SDLB adalah guru kelas.
a)     Guru kelas sebagai pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling di SD/MI/SDLB melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, dan penguasaan konten dengan cara menginfusikan materi layanan bimbingan dan konseling tersebut kedalam pembelajaran mata pelajaran. Untuk siswa kelas  IV, V dan VI dapat diselenggarakan layanan bimbingan dan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok
b)   Pada satu SD/MI/SDBL atau sejumlah SD/MI/SDL dapat diangkat seorang guru bimbingan dan konseling atau konselor untuk menyelenggarakan pelayanan bimbingan konseling.

Dalam peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.111 Tahun 2014 mengenai kurikulum 2013 tentang Bimbingan dan  konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Yang menjelaskan tentang penyelenggaraan Layanan bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB yaitu :
1.   Penyelenggara layanan bimbingan dan konseling di SD/MI/SDLB adalah konselor atau guru bimbingan dan konseling
2.    Pada satu SD/MI/SDLB atau gugus/sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat konselor atau guru bimbingan dan konseling untuk menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling.
3.   Konselor atau guru bimbingan dan konseling dapat bekerja sama dengan guru kelas dalam membantu tercapainya perkembangan peserta didik/konseli dalam bidang layanan pribadi, sosial, belajar dan karir secara utuh dan optimal.

Mungkin banyak orang yang berpendapat jika bimbingan konseling tidak begitu berpengaruh untuk anak Sekolah Dasar. Karena masa anak pada usia di Sekolah Dasar adalah masa bermain. Mereka tidak pernah memikirkan masalah-masalah yang terjadi, apalagi untuk dikonsultasikan terhadap guru, orang tua ataupun orang-orang terdekat disekitar mereka. Dan dapat kita lihat, masih banyak sekolah dasar yang tidak memiliki guru BK, karena di sekolah dasar bimbingan dan konseling hanya sebagai sistem saja dan guru BK atau konselor sendiri merangkap dengan guru kelas. Selain itu lulusan pendidikan guru sekolah dasar sudah dibekali pendidikan bimbingan peserta didik dan psikologi pendidikan agar menjadi guru yang berkompeten sehingga guru dapat mengajar sekaligus mendidik peserta didik dengan baik. Agar terpenuhinya kebutuhan anak baik dari sisi akademik maupun dalam sikap dan perilakunya. Kemudian jika di sekolah dasar diangkat guru bimbingan konseling akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan, karena waktu yang digunakan untuk layanan lebih sedikit dibanding dengan guru kelas yang setiap hari berinterksi dengan peserta didik. Sehingga guru kelas lebih memahami karakteristik peserta didik dibandingkan dengan guru bimbingan konseling yang hanya masuk pada jam tertentu. Dan juga guru kelas lebih memilki peran penting untuk mengarahkan peserta didik.
 Di satu sisi, mengangkat konselor dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar itu sangat penting karena perkembangan zaman yang semakin maju menyebabakan anak-anak menjadi tidak tekontrol apalagi dengan kondisi sekarang, banyak orang tua yang sibuk dan tidak memiliki waktu terhadap anak-anaknya. Padahal di usia sekolah dasar tersebut mereka sedang masa nya berkembang, bermain dan masa nya ingin mengetahui segala hal. Sehingga banyak orang tua yang kurang atau bahkan tidak mengarahkan anak-anak mereka. Oleh sebab itu sangat perlu adanya guru bimbingan konseling yang mengarahkan mereka sesuai dengan perkembangan mereka. Karena jika guru bimbingan konseling merangkap dengan guru kelas, pelayanan bimbingan kepada siswa kurang terpenuhi dan menjadi terkesampingkan dikarenakan zaman sekarang ini banyak guru yang kurang berkompeten. Mereka hanya mendidik anak tanpa membimbing anak. Selain itu, jumlah murid dalam satu kelas yang melebihi standart dari ditentukan, mengakibatkan guru kelas sulit menjangkau dan mengenal karakteristik seluruh anak didalam kelas sehingga anak tidak mendapatkan layanan bimbingan dari guru kelas mereka masing-masing.
Sekolah dasar merupakan fondasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya, sehingga pendidikan karakter kepribadian perlu diajarkan sedini mungkin tetapi dengan takaran yang berbeda dengan layanan bimbingan dan konseling pada tingkat SMP dan SMA. Kurangnya pendidikan karakter dapat menyebabkan meningkatnya kekerasan, penggunaan kata kasar, meningkatnya perilaku merusak diri, semakin kaburnya prilaku dan moral baik dan buruk, rendahnya rasa hormat terhadap orang tua dan guru, rendahnya rasa tanggung jawab individu, kurangnya membudayakan kejujuran, dan adanya rasa curiga dan benci antar sesama. Selain itu terjadinya perkembangan zaman secara cepat dan teknologi modern pun ikut memberikan dampak negative terhadap anak sekolah dasar. Adanya guru bimbingan konseling di sekolah dasar amatlah penting bertujuan agar mebantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi ataupun masalah yang akan datang. Guru bimbingan konseling dapat berperan untuk mendidik dan menyiapkan anak agar anak berhasil merima proses globalisasi yang akan meberikan dampak negative dan positif dan tentunya anak harus dapat menghadapi hal tersebut. Permasalahn individu selalu muncul, begitu pula dengan siswa sekolah dasar. Permasalahan-permasalahan yang muncul pada siswa berbeda-beda seperti pada anak. Anak memasuki sekolah dasar berasal dari berbagai latar belakang rumah tangga. Ada orag tua yang kaya, ada yang kekurangan, ada yang berasal dari keluaraga broken home, dan ada yang dilindungi dan dipilihkasihkan secara berlebihan. Masalah yang dihadapi siswa seperti ini yang akan mempengaruhi perkembangan anak. Sehingga perlunya disetiap sekolah melakukan pengangkatan guru bimbingan konseling untuk mengurangi pengaruh buruk tersebut.   Guru bimbingan konseling juga dapat menggantikan posisi orang tua yang sibuk bekerja. Dengan sifat anak-anak yang ingin tahu segala hal, tetapi mengalami kesulitan dalam mengungkapkan apa yang ingin ketahui. Guru konseling di sekolah dapat membantu mereka mendengarkan dan mengarahkan anak agar anak tidak salah tangkap dengan apa yang ia cari dan temukan. Dengan adanya pelayanan bimbingan konseling dapat membantu siswa dalam pengembangan potensinya secara optimal, membantu siswa jika mangalami kesulitan belajar, memebantu siswa agar lebih bersosialisi terhadap lingkungannya. Dengan demikian penting sekali mengangkat konselor atau guru bimbingan dan konseling di sekolah dasar, agar pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan sesuai dengan apa yang di harapkan. Siswa juga harus memenuhi kebutuhan tertentu seperti fisiologis, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan rasa aman, membutuhkan motivasi. Jika setiap kebutuhan dapat dipenuhi maka siswa akan mendapatkan kepuasan kesenangan dan kebahagiaan kepada siswa tersebut. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut, dimungkinkan siwa akan mencapai perkembangan anak secara optimal.
Saran saya, jika pada sekolah dasar tidak mengangkat konselor untuk melaksanakan bimbingan konseling pada peserta didik. Sebaiknya, bimbingan konseling tetap dilaksanakan oleh guru kelas dengan syarat guru kelas tersebut harus berkompeten agar guru kelas dapat mendidik dan membimbing peserta didik dengan baik. Selain itu jumlah anak tiap kelas harus disesuaikan dengan standar yang sudah diberikan, jangan melebihi batas. Agar guru kelas dapat lebih mudah mengenal peserta didik secara perorangan sehingga mempermudah pelaksanakan layanan bimbingan dan konseling. Dan jika mengangkat guru bimbingan konseling, pelaksnaan di sekolah dasar harus disesuaikan agar pelayanan bimbingan konseling dapat berjalan secara efektif. Seperti, untuk anak kelas rendah pendidikan bimbingan konseling dimasukkan kedalam mata pelajaran agar anak kelas rendah lebih mengenal guru bimbingan konseling. Sedangkan untuk anak kelas tinggi dapat dilaksanakan layanan bimbingan dan konseling secara perorangan , bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Jadi, layanan bimbingan konseling dapat dilakukan oleh guru kelas yang berkompeten yaitu memiliki kualitas fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral sebagai pribadi yang berguna. Dan juga sekolah dasar dapat mengangkat konselor sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.111 Tahun 2014 mengenai kurikulum 2013 tentang Bimbingan dan  konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah untuk pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik. Kedua pilihan tersebut dapat dilakukan di sekolah dasar asalkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

PENGARUH KINERJA GURU TERHADAP KETERCAPAIAN PESERTA DIDIK



Kinerja adalah jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan atau kinerja dapat juga diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya. Kinerja didasari dengan pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu.  Menurut saya keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan, sangat dipengaruhi oleh kinerja guru. Kualitas kinerja guru sangat menentukan pada kualitas hasil pendidikan, karena guru merupakan pihak yang memiliki waktu paling banyak dengan peserta didik dalam proses pendidikan atau pembelajaran.
Akuntabilitas sangat berpengaruh terhadap kinerja pendidikan. Akuntabilitas adalah suatu keadaan atau kinerja seseorang yang mampu bekerja dan dapat memberikan hasil sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sehingga memberikan kepuasan pihak lain yang berkepentingan. Jadi, akuntabilitas merupakan seseorang yang diberikan sumber daya atau pengetahuan yaitu pendidik memiliki tanggung jawab untuk menyediakan pendidikan yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Pengetahuan pendidik diharapkan tidak terbuang secara percuma melainkan digunakan seefektif mungkin. Tujuan dari akuntabilitas ini yaitu agar terciptanya kepercayaan publik terhadap lemabaga yaitu sekolah. Sehingga guru dituntut harus berkompeten sesuai dengan bidang yang ia kuasai. Karena terkadang terdapat guru yang mampu tetapi tidak mau memperbaiki kinerja dia dalam proses memberikan pengetahuan terhadap murid. Ada juga guru yang mau tetapi tidak mampu untuk memberikan pengetahuan terhadap muridnya karena kurangnya  ilmu ngetahuan yang  ia dapat. Oleh karena itu guru yang memperoleh pengetahuan di pendidikan yang ia tempuh seharusnya dapat memberikan pengetahuan yang sesuai dengan apa yang ia dapat, agar pengetahuan tersebut tidak terbuang sia-sia.
Pendidikan merupakan tujuan yang akan dicapai, seseorang harus melakukan proses belajar untuk mendapatkan pengetahuan sehingga tujuan berhasil dicapai. Pendidikan sukses adalah pendidikan yang berhasil dalam meberikan kesempatan pendidikan tanpa menerima kesempatan belajar apa-apa. Jadi, pendidik memberikan pendidikan berdasarkan pengalaman-pengalaman pendidik saja. Peserta didik pun  harus melakukan proses pembelajaran secara berulang-ulang, agar pengetahuan yang di dapat pun lebih banyak lagi
Di sekolah swasta orang tua berani membayar dengan jumlah uang yang besar agar anak mereka benar-benar mendapatkan kesempatan dan berhasil dalam menerima pengetahuan yang anak pelajari. Secara tidak langsung, orang tua mempercayai sekolah tersebut bahwa sekolah dapat mendidik anak nya secara baik dan benar. Sedangkan sekolah Negeri yang didanai oleh pemerintah bertujuan agar anak-anak mendapat kesempatan dalam memperoleh pendidikan. Walaupun di sekolah negeri hanya memeberikan kesempatan pendidikan, sekolah negeri juga mempunyai kesempatan keberhasilan yang tinggi dalam tercapainnya tujuan pendidikan. Sehingga uang yang dikeluarkan untuk mebayar pendidikan sesuai dengan tercapainya pendidikan.
Untuk mengetahui berhasil atau tidak tercapainnya tujuan perlu dilakukan penilaian sesuai dengan standar atau kriteria keberhasilan. Kriteria keberhasilan digunakan untuk menilai kinerja dari peserta didik. Apakah peserta didik berhasil memenuhi semua standar yaitu menerima semua penegtahuan yang ia pelajari. Standar adalah  suatu tongkat pengukur jenis pendidikan yang dapat diukur (Pring, 1992).
Untuk melihat kinerja atau keberhasilan dari peserta didik harus dilakukan penilaian, sejauh mana ketercapaian peserta didik dalam memenuhi standar atau kriteria yang ditetapkan. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian yang dilakukan seperti siswa diminta untuk menunjukkan pengetahuan mereka melalui test atau pengujian lain yang kemudian diperiksa apakah sesuai dengan standar. Penilaian merupakan fitur utama dalam proses pendidikan. Penilaian dilakukan dari hasil proses pendidikan, oleh sebab itu pendidik harus mengenal siswa. Sekolah juga harus berkontribusi terhadap pertumbuhan pengetahuan murid-muridnya, tidak hanya memberikan nilai rapot dengan jumlah yang memuaskan tanpa memberikan gambaran yang mencerminkan pengetahuan murida tersebut. Karena sekolah memiliki tanggung jawab atas kelas, sosial, prestasi, lingkungan belajar murid yang merupakan faktor penentu hasil pendidikan. Tetapi terdapat faktor lain juga diluar kendali sekolah terhadap murid-muridnya yaitu orang tua di rumah, guru dan masih banyak lagi.
Oleh sebab itu guru harus memiliki kinerja yang baik, guru harus dapat menstranfer pengetahuan sesuai dengan pengetahuan yang ia dapatkan. Karena guru merupakan pihak yang paling dekat dengan siswa. Guru harus membantu siswanya dalam memenuhi kriteria keberhasilan atau standar yang di tetapkan agar siswa berhasil mencapai tujuan pendidikan. Penilaian pun sangat dibutuhkan untuk menentukan berhasil atau tidaknya peserta didik dalam meperoleh pengetahuan yang ia dapat, sehingga faktor tanggung jawab sekolah sangat penting untuk penentu hasil belajar peserta didik. Jadi keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan pendidikan harus didukung oleh pihak-pihak lainnya, karena peserta didik merupkan generasi penerus yang akan memajukan Negara nya.

Senin, 10 Oktober 2016

PRAMUKA SEBAGAI EKSTRAKULIKULER WAJIB



Satya ku ku dharmakan, dharma ku kubaktikan
Agar jaya Indonesia Indonesia tanah airku, kami jadi pandu mu…
Mungkin penggalan lirik lagu diatas sudah tidak asing lagi bagi kita, penggalan lirik tersebut merupakan lagu hymne pramuka. Karena seperti yang kita ketahui bahwa pramuka diselenggarakan dari tingkat SD sampai SMA.
Pramuka praja muda karana, yang berarti pemuda yang berkarya. Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengalaman nilai-nilai pramuka. Mungkin itu salah satu alasan pemerintah menerapkan ekstrakulikuler pramuka sebagai ekstrakulikuler sunah yang diwajibkan dalam kurkulum 2013.
Dalam pengimplementasian pramuka sebagai ekstrakulikuler wajib banyak menuai kontra. Mengapa? Ekstrakulikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan peserta didik diluar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan ekstrakulikuler ditujukan agar peserta didik dapat mengembangkan kepribadian, minat, dan kemampuannya diberbagai bidang diluar bidang akademik. Sedangakan pemerintah mewajiibkan ektrakulikuler pramuka, menurut saya ektrakulikuler yang diikuti oleh peserta didik harus sesuai dengan minat dan bakat . Tidak bisa dipaksakan begitu saja, karena bagi saya ekstrakulikuler juga dapat dijadikan sebagai kegiatan yang dapat mengurangi kepenatan siswa dalam belajar. Jika pelaksaan dalam kegiatan pramuka dipaksakan, secara tidak langsung peserta didik akan melaksanakan kegiatan tersebut dengan setengah hati. Berbeda jika anak tersebut mengikuti kegiatan yang memang dia berminat dan mempunyai bakat dibidang itu, anak tersebut akan melaksanakan kegiatan tersebut dengan sepenuh hati. Sehingga banyak peserta didik yang tidak dapat mengembangakan potensi  secara maksimal sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Selain itu pramuka juga memiliki asas sukarela, dengan diwajibkannya pramuka sebagai ekstrakulikuler wajib justru akan melawan asas sukarela pramuka tersebut.
Menjadikan ekstrakulikuler pramuka sebagai ekstrakulikuler wajib memuat penambahan anggota pramuka menjadi lebih banyak, bahkan Indonesia telah memecahkan rekor sebagai Negara yang memiliki anggota pramuka terbanyak di dunia. Mungkin secara kuantitas memang banyak, tapi apa baik juga secara kualitas? Dengan tenaga pembimbing pramuka yang kurang berkompeten dibidang pramuka tetapi dipaksakan untuk membina pramuka karena keterdesakkan dan juga kurikulum yang digunakan terkesan sama antara SD, SMP, SMA menjadikan pendidikan pramuka kurang menarik dimata peserta didik dan membuat kualitas pun menurun.  Pemakain seragam pramuka pun banyak yang tidak sesuai dengan aturannya, hanya sekedar memakai seragam pramuka dihari jumat atau sabtu tanpa pemakaian atribut lengkap sesuai dengan SPL dan tidak banyak juga yang mendapat sanksi atas ketidaklengkapan tersebut.
Sebaikanya tidak ada ekstrakulikuler yang bersifat memaksa untuk peserta didik, karena itu akan mengurangi perkembangan potensi anak secara optimal. Biarkan peserta didik  memilih sendiri apa yang dia ingin lakukan, dengan begitu tidak terdapat banyak kendala yang akan dirasakan oeleh peserta didik, guru atau pun sekolah.

Kamis, 06 Oktober 2016

PAKAI SERAGAM ITU PENTING :)


Kalau kita ingat kembali rata-rata setiap jenjang pendidikan yang kita tempuh pasti memakai seragam dari TK,SD,SMP,SMA bahkan masih terdapat pemakain seragam di jenjang perguruan tinggi. Walaupun memang tidak semua sekolah mewajibkan untuk memakai seragam, seperti sekolah swasta yang mebebaskan muridnya menggunakan pakaian bebas. Seragam disetiap jenjang pendidikan memiiki warna dan ciri yang berbeda-beda. Seperti warna seragam di sekolah dasar yaitu merah yang memiliki arti sebagai symbol energy dan hasrat, seragam sekolah menengah pertama dengan warna biru tua yaitu sebagai symbol komunikasi dan percaya diri dan pada tingkat sekolah menengah atas dengan warna seragam abu-abu yang memiliki arti symbol kedewasaan dan tenang. Bagian dari ciri seragam dapat diperjelas dari perbedaan logo pada bagian kantung dari masing-masing jenjang pendidikan.
Apakah bosan setiap hari harus memakai seragam? Kalau pakai seragam kan kreatifitas bakal terhambat? Pakai seragam juga tidak menunjukkan karakter yang berbeda-beda tiap individu? Apalagi dengan peraturan sekolah yang menuntut untuk berpakaian secara formal , seperti tidak boleh memakai aksesoris, sepatu hitam putih, kaus kaki putih, ikat pinggang, dengan berbagai peraturan lainnya yang membuat siswa nya merasa terbebani.
Menurut padangaan saya memang ada benarnya juga pendapat diatas, tapi kalau kita telaah lagi masih banyak kok keuntungan dari kita memakai seragam.
Yang pertama, pemakaian seragam bertujuan untuk menyamakan siswa-siswa nya. Agar tidak terlihat perbedaan antara siswa yang mampu dan kurang mampu. Karena menggunakan seragam mereka jadi terlihat sama.
Yang kedua, dengan memakai seragam kita jadi lebih disiplin. Kok bisa jadi displin? Karena dengan menggunakan seragam, kita juga dituntut untuk menggunakan atribut yang lengkap. Dengan kita mengikuti peraturan sekolah, dapat menjadikan diri kita lebih disiplin lagi. Apalagi cara menggunakan seragam dengan formal itu memang menunjukkan jika kita akan menuntut ilmu bukan pergi jalan-jalan.
Yang ketiga, seragam merupakan identitas seorang pelajar. Dengan menggunakan seragam orang akan tahu bahwa kita adalah seorang pelajar. Seragam juga dapat menjadi identitas sekolah.

Keuntungan lainnya yaitu untuk membedakan tingkatan seperti yang sudah dibahas diawal artikel, membuat kita nyaman saat belajar karena seragam memiliki model yang sederhana, mengurangi kesenjangan sosial, membuat siswa lebih terfokus pada belajar daripada menunjukkan selera fashion mereka dan masih banyak lagi keuntungan-keuntungan lainnya dalam menggunakan seragam, jadi kalian jangan bosan-bosan pakai seragam ya. Lebih baik telaah lagi keuntungan yang bisa di dapat agar manfaat dari penggunakan seragam dapat lebih kalian rasakan dan jangan merasa terbebani dengan penggunaan seragam di sekolah :)