Dalam pelajaran bahasa Indonesia biasanya
kita pasti mengenal tentang peribahasa. Seperti peribahasa “tak ada gading yang
tak retak” berarti tidak ada manusia yang sempurna ataupun “bagai air di daun talas
yang berarti orang yang tidak mempunyai pendirian dan masih banyak lagi. Tetapi
ketika kalian sedang membaca wacana di buku paket atau lks kalian sering terdapat
ungkapan kata yang tidak sesuai dengan artinya seperti “ayah ani gulung tikar”
bukan berarti ayah ani sedang menggulung tikarnya tetapi arti gulung tikar
tersebut adalah “bangkrut” contoh lain yang dapat kita ambil adalah ungkapan “artis
itu sedang naik daun” dan artinya pun bukan artis yang menginjak daun lalu
terbang tetapi arti naik daun disini bahwa artis tersebut sedang naik daun.
Jadi sebenarnya adakah perbedaan antara
ungkapan dalam wacana tersebut dengan
peribahasa? Walaupun peribahasa dan ungkapan tersebut sama-sama memiliki makna
yang berbeda dari unsur-unsur katanya.
Nah, sebenarnya kedua contoh kalimat
diatas merupakan jenis makna yaitu makna idiomatik. Makna idiomatik adalah
suatu ujaran yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna unsur-unsurnya. Dan
perbedaan antara idiom (ungkapan) dan peribahasa yaitu kita dapat lihat jika idiom
atau disebut juga dengan ungkapan adalah gabungan kata yang membentuk arti baru
di mana tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya. Contohnya :
Ø cuci mata = cari hiburan dengan melihat sesuatu yang
indah
Ø kambing hitam = orang yang menjadi pelimpahan suatu
kesalahan yang tidak dilakukannya
Ø jago merah = api dalam kebakaran
Ø ringan tangan = kasar atau suka melakukan tindak
kekerasan
Sedangkan Peribahasa adalah suatu kiasan
bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata yang bersifat padat, ringkas dan
berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan, perumpamaan, prinsip dan
aturan tingkah laku. Contohnya :
Ø Di mana
bumi dipijak di sana langit di junjung
artinya
: jika kita pergi ke tempat lain kita harus menyesuaikan, menghormati dan
toleransi dengan budaya setempat.
Ø Tiada
rotan akar pun jadi
artinya
: tidak ada yang bagus pun yang jelek juga tidak apa-apa.
Ø Buah yang
manis biasanya berulat
artinya
: kata-kata yang manis biasanya dapat menyesatkan atau menjerumuskan.
Jadi idiom dan peribahasa berbeda,
walaupun idiom dan peribahasa sama-sama masuk ke dalam jenis makna idiomatik.
Sumber :
Resmini, novi.Rosmana, iyos. Basyuni. 2006. KEBAHASAAN I (FONOLOGI, MORFOLOGI DAN SEMANTIK). Bandung : UPI PRESS
http://www.organisasi.org/1970/01/idiom-ungkapan-dan-peribahasa-dalam-bahasa-indonesia.html
Sumber :
Resmini, novi.Rosmana, iyos. Basyuni. 2006. KEBAHASAAN I (FONOLOGI, MORFOLOGI DAN SEMANTIK). Bandung : UPI PRESS
http://www.organisasi.org/1970/01/idiom-ungkapan-dan-peribahasa-dalam-bahasa-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar