Pengikut

HAPPY READING PEOPLE :)

Kamis, 01 Desember 2016

PERBEDAAN IDIOM DAN PERIBAHASA



Dalam pelajaran bahasa Indonesia biasanya kita pasti mengenal tentang peribahasa. Seperti peribahasa “tak ada gading yang tak retak” berarti tidak ada manusia yang sempurna ataupun “bagai air di daun talas yang berarti orang yang tidak mempunyai pendirian dan masih banyak lagi. Tetapi ketika kalian sedang membaca wacana di buku paket atau lks kalian sering terdapat ungkapan kata yang tidak sesuai dengan artinya seperti “ayah ani gulung tikar” bukan berarti ayah ani sedang menggulung tikarnya tetapi arti gulung tikar tersebut adalah “bangkrut” contoh lain yang dapat kita ambil adalah ungkapan “artis itu sedang naik daun” dan artinya pun bukan artis yang menginjak daun lalu terbang tetapi arti naik daun disini bahwa artis tersebut sedang naik daun.
Jadi sebenarnya adakah perbedaan antara ungkapan  dalam wacana tersebut dengan peribahasa? Walaupun peribahasa dan ungkapan tersebut sama-sama memiliki makna yang berbeda dari unsur-unsur katanya.
Nah, sebenarnya kedua contoh kalimat diatas merupakan jenis makna yaitu makna idiomatik. Makna idiomatik adalah suatu ujaran yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna unsur-unsurnya. Dan perbedaan antara idiom (ungkapan) dan peribahasa yaitu kita dapat lihat jika idiom atau disebut juga dengan ungkapan adalah gabungan kata yang membentuk arti baru di mana tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya.  Contohnya :
Ø  cuci mata = cari hiburan dengan melihat sesuatu yang indah
Ø  kambing hitam = orang yang menjadi pelimpahan suatu kesalahan yang tidak dilakukannya
Ø  jago merah = api dalam kebakaran
Ø  ringan tangan = kasar atau suka melakukan tindak kekerasan
Sedangkan Peribahasa adalah suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata yang bersifat padat, ringkas dan berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan, perumpamaan, prinsip dan aturan tingkah laku. Contohnya :
Ø  Di mana bumi dipijak di sana langit di junjung
artinya : jika kita pergi ke tempat lain kita harus menyesuaikan, menghormati dan toleransi dengan budaya setempat.
Ø  Tiada rotan akar pun jadi
artinya : tidak ada yang bagus pun yang jelek juga tidak apa-apa.
Ø  Buah yang manis biasanya berulat
artinya : kata-kata yang manis biasanya dapat menyesatkan atau menjerumuskan.
Jadi idiom dan peribahasa berbeda, walaupun idiom dan peribahasa sama-sama masuk ke dalam jenis makna idiomatik. 

Sumber :
Resmini, novi.Rosmana, iyos. Basyuni. 2006. KEBAHASAAN I (FONOLOGI, MORFOLOGI DAN SEMANTIK). Bandung : UPI PRESS
http://www.organisasi.org/1970/01/idiom-ungkapan-dan-peribahasa-dalam-bahasa-indonesia.html

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar