Dulu ketika kita belajar di bangku taman
kanak kanak atau pun sekolah dasar kelas rendah pasti saja guru kita menyuruh
kita diam dengan cara kunci mulutnya. Ataupun guru juga menyuruh kita untuk
duduk rapi dengan tangan yang dilipat diatas meja dengan ujaran “duduk siap”
tapi tahukan kalian tanpa kalian sadari perilaku tersebut mebuat anak menjadi
pasif dalam proses pembelajaran. Jadi tak heran jika kalian sebagai calon guru
menemukan banyak anak yang hanya diam saja jika ketika mengajar. Sehingga saat
memberikan pancingan materi anak banyak yang tidak merespon. Ini semua akibat
dari kebiasan menyuruh anak untuk mengunci mulutnya. Sebenarnya siswa yang
sedang berpangku tangan itu memiliki arti bahwa anak menolak untuk
berpartisipasi dalam pembelajaran atau dapat disebut dengan silent culture. Perilaku duduk siswa ini
juga sudah menjadi tradisi turun menurun sampai sekarang.
Semua masalah ini ditambah lagi dengan
guru yang lebih sering menggunakan metode ceramah dibandingkan dengan metode
lainnya yang dapat membuat anak aktif di kelas. hal ini membuat anak bosan dan
membuat anak cepat lupa terhadap apa yang telah ia peroleh di sekolah. Terbukti
jika ada pengumuman akan libur skeolah anak menajdi sangat senang, itu bertanda
bahwa anak tidak nyaman di sekolah.
Penggunaan metode ceramah ini membuat
anak memiliki sifat pengekor dan juga membuat budaya mencotek makin berkembang.
Pendidikan yang baik seharusnya guru dan siswa berjalan bersamaan atau
beriringan dan menarik knowledge box menuju puncak humanisasi dan transformasi
realitas sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar