Pakaian adalah salah kebutuhan manusia
baik untuk menutupi aurat, untuk melindungi tubuh kita dari panas atu dinginnya
cuaca. Karena selain bersifat fungsional pakaian juga memiliki nilai
estetikanya. Pakaian dibuat dengan menggunakan mesin jahit, tapi tahu kah
kalian asal mula mesin jahit?
Asal Usul Sejarah jahit-menjahit dengan
menggunakan jarum sudah dimulai pada awal-awal peadaban manusia. Bahan jarumnya
bermacam-macam. Ada yang terbuat dari batu, tembaga, tulang ataupun gading.
Jarum yang masih kasar itu digunakan untuk menyatukan kulit hewan menjadi
pakaian. Sementara benangnya yang digunakan dibuat dari otot hewan. Jarum logam
digunakan sekitar abad ke-14, yang merupakan jarum dengan menggunakan lubang
yang umum dijumpai pada saat ini.
ASAL USUL SEJARAH PENEMUAN MESIN JAHIT
Pada tahun 1755, seorang imigran Jerman,
Charles Weisenthal, yang tiggal di Inggris, mematenkan penemuan jarumnya yang
khusus dirancangnya untuk sebuah mesin. Sayangnya patennya tidak merinci mesin
yang menggunakan jarum tersebut. Berikutnya, seorang pembuat lemari asal
Inggris, Thomas Saint yang juga mematenkan mesin jahit di tahun 1790. Tidak
diketahui apa Saint benar-benar membuat prototipe mesin yang digunakan pada
saat itu, atau hanya sekedar mematenkan agar mendapatkan royalti, kelak jika
mesin itu bisa dibuat. Yang pasti, Thomas Saint merinci dalam patennya sebuah
benda tajam yang dapat membuat lubang pada kulit dan memasukkan jarum pada
lubang yang ada. Selangkah lebih maju dari Weisenthal. Namun reproduksi temuan
Saint itu ternyata tidak bisa beroperasi. Perkara Paten ini juga dilupakan oleh
Balthasar Krems. Warga berkebangsaan Jerman ini menemukan mesin otomatis untuk
menjahit topi di tahun 1810. Dia tidak mematenkan temuanya dan konon mesinnya
tidak pernah berfungsi dengan baik. Upaya untuk membuat mesin jahit memang
tidak pernah pudar. Banyak pula yang akhirnya menyebabkan perang paten. Namun tidak sedikit pula yang
berakhir dengan kegagalan. Contohnya John Adams Doge dan John Knowles dari
Amerika. Mereka berdua membuat mesin jahit pada tahun 1818 namun ujung-ujungnya
mesin itu gagal saat digunakan untuk menjahit sejumlah kain. Mesin Jahit yang
bisa berfungsi diciptakan oleh Barthelemy Thimonier pada tahun 1830.
Mesin ini hanya menggunakan satu benang
dan sebuah jarum kait seperti jarum bordir atau sulam. Sayangnya, temuan ini
tidak memperoleh sambutan baik dari masyarakat. Bahkan dirinya hampir terbunuh
ketika sejumlah penjahit membakar pabrik garmen miliknya karena takut tersaingi
dan menimbulkan pengangguran akibat temuan mesin jahitnya. Kembali seorang
Amerika mencoba membuat mesin jahit dan sukses ditahun 1834, yang bernama
Walter Hunt. Namun anehnya, dia tidak merasa bahagia dengan temuannya, karena
dia merasa temuannya akan menimbulkan pengangguran.
MESIN JAHIT ELIAS HOWE
Puncak penemuan mesin jahit terjadi di
Amerika Serikat yang ditemukan oleh Elias Howe. Mesin buatannya menggunakan dua
benang dari arah berlawanan dan memiliki jarum berlubang untuk benang di bagian
ujung. Jarum itu didesak menembus kain dan membuat semacam lengkungan benang di
sisi bawah kain. Sebuah benang dari arah lain disisipkan ke dalam lengkungan
tadi. Lalu kedua benang membuat jalinan yang mengunci kain. Kabarnya temuan ini
inspirasi dari mimpinya. Dalam mimpinya, perut Howe ditusuk oleh seorang
kanibal dengan tombak dalam tidurnya. Bentuk ujung tombak inilah yang dijadikan
inspirasi buat menciptakan jarum yang sudah lama dicarinya.
PERANG PEMATENAN MESIN JAHIT
Mesin Jahit Howe Namun setelah
penemuannya, Howe dihadapkan pada masalah dengan mempertahankan paten dan
memasarkan temuannya. Akhirnya dia berjuang selama sembilan tahun. Isaac
Singer Perang paten sendiri pecah ketika Isaac Singer menemukan mekanisme
naik turun pada mesin jahit dan Allen Wilson mengembangkan alat kait pemintal
berputar. Mesin jahit belum menjadi barang produksi massal hingga tahun
1850-an. Mesin Jahit Isaac Singer Setelah Isaac Singer berhasil membuat
mesin jahit dengan jarum jahit yang bisa digerakkan kayuhan pedal kaki, maka
kesuksesan penjualan mesin jahit secara komersial terbuka. Sebelumnya, mesin
jahit terdahulu menggerakkan jarumnya dari pinggir dan digerakkan dengan
tangan. Bagaimanapun, mesin Isaac Singer menerapkan mekanisme jalinan dua
benang yang dipatenkan Howe.
Maka Elias Howe menuntut Isaac Singer
atas paten yang serupa dan berhasil memenangkan perkaranya pada tahun 1854. Sebenarnya
Walter Hunt menerapkan jalinan benang dari dua sumber benang dan jarum
berlubang. Namun pengadilan memutuskan paten jatuh ketangan Howe setelah Hunt
membatalkan patennya. Jika Hunt tetap mematenkan temuannya, Elias Howe dapat
dikalahkan dalam perkaranya dengan Isaac Singer. Maka atas kekalahan itu, Isaac
Singer harus membayar royalti paten Elias Howe. Jika saja paten yang dimiliki
warga Inggris, John Fisher ditahun 1844 itu tidak hilang, maka Fischer akan
terlibat dalam perang paten mesin jahit. Pasalnya mesin renda buatannya
menerapkan mekanisme yang serupa dengan mesin Howe maupun Singer. Keberhasilan
dalam mempertahankan hak atas patennya membuat keuntungan Elias Howe melonjak
tajam. Pendapatan tahunannya yang semula 300 dolar Amerika menjadi lebih dari
200.000 dolar AS per tahun untuk saat itu. Dalam kurun waktu 14 tahun
(1854-1867), Howe mengumpulkan dana hingga 2 juta dolar AS atas temuannya. Ia
lantas menyisihkan sebagian kekayaannya selama Perang Saudara Amerika bagi
Pasukan Infantri dan sebagian lagi sumbangan atas nama pribadinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar