Pengetahuan menjadi tidak otentik ketika
ruang orientasi terbatas. Ruang refleksi yang terbatas terjadi karena tidak ada
dialog antara siswa dan guru. Selayaknya guru menempatkan siswa sebagai subjek
yang mempunyai kebebasan untuk mengembangkan pertanyaan yang mengarah kepada “kemengapaan”
ruang refleksi yang terbatas tidak membantu kesadaran kritis siswa dalam
mengkonsumsi dan memproduksi pengetahuan. Ini merupakan salah satu dampak dari class size dalam kisaran kurang lebih 30-40 orang per
kelas. sungguh ukuran kelas yang gemuk, guru yang buta pedagogis tentunya akan
melakukan trik-trik untu membungkam mulut siswa agar senantiasa tertib
mengerjakan tugas dalam keadaan sunyi senyap. Ketika kesunyian terjadi,
disitulah kematian menjadi manusia menggejala, beajar hanya terorientasi pada
pengajaran tugas, tanpa reflrksi kritis terhadap realitas (konteks).
Sumber : Kesuma
Dharma dan Ibrahim Teguh. (2016). Struktur Fundamental Pedagogik. Bandung:PT.
Refika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar