Pengikut

HAPPY READING PEOPLE :)

Jumat, 30 Desember 2016

MENGUNYAH PERMEN KARET MEMBUAT LEBIH PINTAR



Seorang peniliti dari AS Baylor College of Medicine, Craig Johnston, mendapati fakta unik tentang manfaat dari kegiatan mengunyah permen karet. Menurut Craig Johnston, kebiasaan mengunyah permen karet bisa membantu peningkatan prestasi akademik anak terutama dalam mata pelajaran matematika.
Mengunyah permen karet ternyata menurut penelitian di Newcastle, Inggris, mampu meningkatkan kinerja otak. Dalam studi tersebut, kemampuan mengingat partisipan diasah dengan mengunyah permen.
Para peneliti dari University of Northumbria sebetulnya belum begitu mengerti mengapa permen karet memiliki pengaruh pada daya ingat. Ada dua teori yang para peneliti tersebut angkat.
Pertama dengan mengunyah permen karet detak jantung meningkat, hal tersebut menyebabkan lebih banyak oksigen dan nutrisi masuk ke dalam otak. Teori kedua adalah dengan mengunyah permen insulin akan terpacu untuk diproduksi dalam tubuh yang kemudian mempengaruhi kemampuan otak berkaitan dengan ingatan.
"Saat Anda mengunyah, tubuh merespons dengan memproduksi insulin yang mungkin merupakan tindakan antisipasi menunggu makanan. Di dalam otak terdapat reseptor untuk insulin, molekul khusus yang mengikat molekul insulin. Meskipun fungsi reseptor tersebut tidak diketahaui secara mendalam, kita tahu bahwa reseptor tersebut banyak terdapat pada area hippocampus otak yang merupakan bagian penting menyangkut daya ingat," ujar pimpinan penelitian Dr Andrew Scholey, dikutip dari BBC, Jumat (11/7/2014).
Studi dilakukan dengan cara membagi 25 partisipan ke dalam tiga grup. Grup pertama diminta untuk mengunyah permen karet, kedua tidak mengunyah apa-apa, dan grup ketiga diminta untuk berpura-pura mengunyah permen karet.
Kemudian para partisipan diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan ingatan jangka pendek seperti mengingat kata, gambar, dan nomor telefon.
Detak jantung dari kelompok yang mengunyah permen karet 3 detak per menit lebih cepat dari kelompok yang tidak mengunyah sama sekali, dan 1,5 detak lebih cepat dari kelompok yang berpura-pura mengunyah.
Scholey mengatakan daya ingat jangka pendek meningkat lebih baik pada kelompok yang mengunyah permen karet. Kelompok yang berpura-pura mengunyah juga memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak mengunyah sama sekali.
"Mungkin evolusi menyediakan mekanisme ini untuk alasan yang lain, namun kebiasan aneh kita mengunyah permen karet membangkitkan mekanisme tersebut," tutup Scholey.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar