Pengikut

HAPPY READING PEOPLE :)

Senin, 10 Oktober 2016

PRAMUKA SEBAGAI EKSTRAKULIKULER WAJIB



Satya ku ku dharmakan, dharma ku kubaktikan
Agar jaya Indonesia Indonesia tanah airku, kami jadi pandu mu…
Mungkin penggalan lirik lagu diatas sudah tidak asing lagi bagi kita, penggalan lirik tersebut merupakan lagu hymne pramuka. Karena seperti yang kita ketahui bahwa pramuka diselenggarakan dari tingkat SD sampai SMA.
Pramuka praja muda karana, yang berarti pemuda yang berkarya. Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengalaman nilai-nilai pramuka. Mungkin itu salah satu alasan pemerintah menerapkan ekstrakulikuler pramuka sebagai ekstrakulikuler sunah yang diwajibkan dalam kurkulum 2013.
Dalam pengimplementasian pramuka sebagai ekstrakulikuler wajib banyak menuai kontra. Mengapa? Ekstrakulikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan peserta didik diluar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan ekstrakulikuler ditujukan agar peserta didik dapat mengembangkan kepribadian, minat, dan kemampuannya diberbagai bidang diluar bidang akademik. Sedangakan pemerintah mewajiibkan ektrakulikuler pramuka, menurut saya ektrakulikuler yang diikuti oleh peserta didik harus sesuai dengan minat dan bakat . Tidak bisa dipaksakan begitu saja, karena bagi saya ekstrakulikuler juga dapat dijadikan sebagai kegiatan yang dapat mengurangi kepenatan siswa dalam belajar. Jika pelaksaan dalam kegiatan pramuka dipaksakan, secara tidak langsung peserta didik akan melaksanakan kegiatan tersebut dengan setengah hati. Berbeda jika anak tersebut mengikuti kegiatan yang memang dia berminat dan mempunyai bakat dibidang itu, anak tersebut akan melaksanakan kegiatan tersebut dengan sepenuh hati. Sehingga banyak peserta didik yang tidak dapat mengembangakan potensi  secara maksimal sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Selain itu pramuka juga memiliki asas sukarela, dengan diwajibkannya pramuka sebagai ekstrakulikuler wajib justru akan melawan asas sukarela pramuka tersebut.
Menjadikan ekstrakulikuler pramuka sebagai ekstrakulikuler wajib memuat penambahan anggota pramuka menjadi lebih banyak, bahkan Indonesia telah memecahkan rekor sebagai Negara yang memiliki anggota pramuka terbanyak di dunia. Mungkin secara kuantitas memang banyak, tapi apa baik juga secara kualitas? Dengan tenaga pembimbing pramuka yang kurang berkompeten dibidang pramuka tetapi dipaksakan untuk membina pramuka karena keterdesakkan dan juga kurikulum yang digunakan terkesan sama antara SD, SMP, SMA menjadikan pendidikan pramuka kurang menarik dimata peserta didik dan membuat kualitas pun menurun.  Pemakain seragam pramuka pun banyak yang tidak sesuai dengan aturannya, hanya sekedar memakai seragam pramuka dihari jumat atau sabtu tanpa pemakaian atribut lengkap sesuai dengan SPL dan tidak banyak juga yang mendapat sanksi atas ketidaklengkapan tersebut.
Sebaikanya tidak ada ekstrakulikuler yang bersifat memaksa untuk peserta didik, karena itu akan mengurangi perkembangan potensi anak secara optimal. Biarkan peserta didik  memilih sendiri apa yang dia ingin lakukan, dengan begitu tidak terdapat banyak kendala yang akan dirasakan oeleh peserta didik, guru atau pun sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar